• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • M.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • M.Th.
    • View Item

    Analisis terhadap Tahap-Tahap Perkembangan Iman James W. Fowler dari Perspektif Iman Reformed

    Thumbnail
    View/Open
    Bab 1 (964.4Kb)
    Bab 2 (932.7Kb)
    Bab 3 (597.0Kb)
    Bab 4 (535.6Kb)
    Bab 5 (441.2Kb)
    Date
    2022-07
    Author
    Hanafi, Salomon De Rey David
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    James W. Fowler telah menulis Stages of Faith yang memaparkan tahap-tahap perkembangan iman: Primal/Undifferentiated Faith, Intuitive-Projective Faith, Mythic-Literal Faith, Synthetic-Conventional Faith, Individuative-Reflective Faith, Conjunctive Faith, dan Universalizing Faith. Melalui tesis ini peneliti menganalisis kembali asumsi-asumsi teologis Fowler dalam teori tahap-tahap perkembangan iman dari perspektif iman Reformed dengan menggunakan pendekatan literatur dan metode analisis isi. Peneliti menemukan bahwa (1) Definisi “iman” yang dimaksud Fowler sangatlah berbeda dengan definisi iman Reformed. Fowler sering berpindah-pindah dan mencampur kedua definisi tersebut dalam penjelasan buku-bukunya. “Iman” yang dimaksudkannya bukanlah proposisi-proposisi iman dalam kredo-kredo Reformed, melainkan “pusat nilai dan kuasa yang transendental” yang bisa berbeda-beda pada tiap agama ataupun nonreligi (misalnya ateisme, materialisme, hedonisme, dan paham lainnya). Namun, ia berusaha juga untuk memperkenalkan iman monoteisme radikal kepada para pembacanya yang memang berasal dari beragam keyakinan (religius maupun nonreligius). (2) Definisi Fowler mengenai “perkembangan iman” berbeda dengan yang dimaksud iman Reformed; baginya, “perkembangan iman” adalah perubahan sistem kepercayaan seseorang yang berubah atau berganti-ganti di sepanjang hidup manusia tersebut. Sebaliknya, bagi iman Reformed, sistem kepercayaannya tetap (yaitu iman kepada Kristus); yang berubah atau berkembang/bertumbuh adalah kedewasaan rohani manusia di dalam iman kristianinya. (3) Pandangan iman Fowler terlalu bersifat inklusif terhadap agama-agama lain maupun nonreligius. (4) Pandangan antropologi Fowler mengabaikan seriusnya realitas dosa yang telah mencemari/membelenggu natur kemanusiaan. (5) Demikian pula definisi Fowler tentang dosa, anugerah, pertobatan, keselamatan, dan hidup kekal sangat jauh berbeda dengan definisi-definisi dari iman Reformed. (6) Satu kesamaan (common ground) dengan iman Reformed hanyalah vokasi atau panggilan untuk berbuat baik bagi sesama secara altruis/kasih kepada sesama manusia. (7) Teori Fowler dapat diperlakukan sebagaimana teori psikologi perkembangan lainnya ke dalam penerapan-penerapan kristiani, setelah pengembalian ulang arti istilah “iman,” atau penggantiannya menjadi “perkembangan mental psikologis” manusia. (8) Sebagai penerapan teori Fowler ke dalam edukasi Kristen, peneliti memberikan sebuah saran dalam Bab 5 tesis ini.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1608
    Collections
    • M.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT