• Login
    View Item 
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item
    •   STT SAAT Institutional Repository
    • Theses
    • S.Th.
    • View Item

    Konsep Anak Menurut Child Theology Movement dan Implikasinya Bagi Pelayanan Pastoral Kristen Pasca-Trauma Pada Masa Kana-Kanak

    Thumbnail
    Date
    2011
    Author
    Nurwati, Sari
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Setiap anak memiliki peluang untuk menjadi anak-anak yang berisiko, khususnya dalam permasalahan child abuse. Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan child abuse memiliki dampak yang negatif bagi anak-anak baik secara fisik maupun mental. Beberapa contoh dari child abuse antara lain human trafficking, sexual abuse, KDRT dan buruh anak. Beberapa contoh peristiwa tersebut menyebabkan anak-anak mengalami trauma. Dampak-dampak peristiwa trauma tersebut dapat menghambat pertumbuhan diri mereka secara fisik, mental dan kerohanian. Child Theology Movement {CTM) merupakan sebuah teologi Kristen yang hadir dalam kancah organisasi perlindungan anak dunia, berusaha menjawab tantangan dunia mengenai isu child abuse dengan mengembangkan teologi praktis mengenai anak berdasarkan pandangan dan sikap Yesus terhadap anak-anak secara khusus dalam Matius 18:1-5 beserta ayat-ayat paralelnya. Penulis merumuskan empat konsep anak yang terdapat dalam pengajaran CTM antara lain: pertama, anak merupakan sebuah anugerah dari Allah. Kedua, menyadari bahwa anak-anak diciptakan sebagai rekan dalam rancangan misi Allah. Ketiga, anak- anak mempunyai natur berdosa sejak lahir. Keempat, anak merupakan gambaran inkamasi Juruselamat. Berdasarkan keempat konsep anak tersebut, penulis menarik beberapa prinsip dan metode yang dapat digunakan dalam pelayanan pastoral kepada anak-anak pasca trauma. Prinsip dan metode tersebut diharapkan dapat membantu rohaniwan anak untuk melakukan pelayanan pastoral lebih efektif dan secara holistik. Misalnya, penulis membahas di dalam bab empat salah satu metode bermain. Melalui bermain juga, mereka mampu mengungkapkan perasaan-perasaan tersembunyi akibat dampak dari pengalaman trauma yang telah mereka alami. Pelayanan pastoral terhadap anak-anak pasca trauma penting untuk dilakukan oleh rohaniwan anak karena hal tersebut menyangkut pertumbuhan iman dan relasi anak- anak dengan Tuhan. Bukan tidak mungkin, anak-anak yang mengalami peristiwa atau pengalaman trauma mempunyai konsep yang salah mengenai Allah. Oleh karena itu, rohaniwan anak perlu membenahi konsep-konsep yang salah dan membantu memulihkan luka-luka batin yang mereka alami, sehingga anak-anak tersebut dapat merasakan cinta kasih Kristus yang sempuma. Selain itu, diharapkan melalui pelayanan pastoral kepada anak-anak pasca trauma, rohaniwan anak dapat membawa dan memenangkan mereka bagi Kristus.
    URI
    http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1048
    Collections
    • S.Th.

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Copyright © 2018  STT SAAT
    Contact Us | Send Feedback
    STT SAAT